Meninggal dalam keadaan khusnul khotimah tentunya harapan setiap umat Muslim. Namun, tidak semua umat Muslim bisa meninggal keadaan seperti itu. Apalagi seseorang yang selama hidupnya selalu berbuat dosa.
Kali ini ada kisah nyata tentang kematian yang dapat jadi pelajaran kita semua agar lebih memanfaatkan hidup untuk berbuat lebih baik lagi dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta.
Kisha ini menceritakan jenazah yang terbakar saat makamnya dibongkar. Kisah nyata ini disarikan dari ceramah KH Zubairi Rahman, pengasuh Program Keluarga Sakinah Suara Giri FM.
Sebut saja nama jenazah itu Joko. Ia telah menikah dengan wanita pilihannya yang memiliki wajah cantik. Sayang, hatinya tak secantik wajahnya. Joko mulai terpengaruh dengan istrinya dan hampir selalu menuruti perkataannya.
Di dalam satu atap, Joko tidak hanya tinggal bersama istrinya. Namun bersama sang ibu juga. Sebelumnya, Joko sangat sayang dan bersikap baik kepada ibunya. Akan tetapi perlakuan seperti itu langsung menghilang setelah Joko menikah dengan sang istri.
Sang istri selalu ‘mencuci otak’ sang suami dengan berbagai cara. Pernah suatu hari, sepulang Joko dari tempat kerja, sang istri mengadu, “Mas, ibu itu bagaimana sih. Kerjanya cuma jalan-jalan ke rumah tetangga. Nggak mau bantuin aku.”
Mendengar pernyataan itu, Joko pun langsung mencari sang ibu. “Ibu, ibu sukanya ke main ke rumah tetangga ya. Nggak mau membantu menantu ibu.”
“Siapa yang bilang begitu. Ibu itu yang ngepel dan nyapu rumah ini, Karta. Ibu yang mencuci. Dan makanan yang kamu makan itu, itu juga ibu yang masak. Ibu memang ke rumah tetangga, tapi itu cuma sebentar. Untuk istirahat. Kalau istirahat siang-siang di rumah ini, ibu bisa dimarahi istrimu…”
Mendengar penjelasan itu, bukannya minta maaf, tapi Joko malah tidak mempercayainya. “Ah, ibu alasan saja.”
Dan kejadian itu selalu terjadi, hingga suatu malam, sang istri meminta Joko mengambil keputusan yang sangat sulit. Di mana dia harus memilih sang ibu atau istrinya.
“Mas, aku sudah tidak betah lagi sama ibu. Aku dan ibu tidak bisa lagi tinggal dalam satu atap. Sekarang Mas pilih, aku yang pergi atau ibu yang keluar dari rumah ini,” kata istri Joko dengan nada tinggi.
Saat itu, Joko bingung karena dia tidak sanggup berpisah dari istrinya, di sisi lain dia juga tidak tega mengusir ibunya. Namun ternyata keputusan yang diambil Joko ternyata salah.
“Masya Allah, benarkah kamu mau mengusir ibu ini, Joko?” tanya ibu setengah tak percaya saat mendengar Joko memintanya pergi dari rumah.
“Iya, Bu. Ini demi kebaikan rumah tangga kami.”
“Kamu tega, Joko,” orang yang namanya dipanggil hanya diam, “kalaupun kamu mengusirku, tunggulah besok pagi. Tengah malam begini, ibu harus ke mana?”
Joko hanya terdiam dan dia tidak menjawab. Namun keputusannya sudah bulat. Tak lama setelah itu, sang ibu pun keluar dari kamarnya sambil membawa tas. Sambil meneteskan air mata, sang ibu melangkah berjalan ke luar dari rumah itu di tengah malam.
Sebagai seorang ibu, ia sungguh kecewa. Sakit hatinya, apalagi yang mengusirnya adalah anak kandungnya sendiri yang sudah dibesarkan itu.
Sambil berjalan, sang ibu pun berdoa. “Ya Allah, hatiku sakit atas perlakuan ini. Anakku sendiri mengusirku, padahal aku yang mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkannya. Ya Allah, aku tidak ridho padanya. Aku haramkan seluruh air susu yang diminumnya sejak bayi hingga membentuknya seperti saat ini.”
Dan ternyata, doa seorang ibu yang didurhakai itu didengar dan dikabulkan Allah SWT.
Esok harinya, Joko langsung merasakan seluruh tubuhnya sakit dan kulitnya mulai gatal-gatal. Semakin lama kulitnya semakin parah, kulitnya menjadi melepuh dan bahkan mengeluarkan nanah dengan bau yang menyengat. Saking baunya, tidak ada tetangga yang mau menjenguknya.
“Tolong carikan ibuku, aku ingin minta maaf. Sakitku ini karenanya,” pintanya pada seseorang.
“Tidak. Biar Joko merasakan sakit itu. Sakitnya hatiku diusir lebih sakit dari apa yang dirasakan Joko,” jawab sang ibu saat ditemui pesuruh Joko, “aku tak mau kembali ke rumah itu.”
Beberapa hari kemudian, Joko pun meninggal. Kejadian aneh pun mulai terjadi, jenazah Joko tidak ada yang mau memandikannya karena badannya mengeluarkan bau yang sangat busuk. Hingga akhirnya, sang istri menyewa orang untuk memandikan Joko.
Saat itu, ada warga lain juga yang meninggal di kampung yang sama. Sehingga tersedialah dua galian untuk memakamkan mereka. Baru saja Joko hendak dimakamkan, keributan terjadi.
“Ini seharusnya makam untuk saudara saya, kenapa ditempati,” kata seseorang yang terkejut melihat galian makam untuk saudaranya telah terisi.
“Maaf pak, kami tidak tahu. Karena sudah terlanjur, sekali lagi kami minta maaf. Mohon almarhum dimakamkan di galian satunya Pak, kan sama-sama makamnya.”
“Tidak bisa! Ini sudah kita pesan liang lahatnya dekat dengan anggota keluarga yang meninggal sebelumnya. Kalau di sana kan jadi terpisah. Kami tidak mau. Harus dibongkar”
Karena tidak bisa diajak kompromi, akhirnya warga pun mengalah untuk membokar kembali makam Joko. Anehnya, saat makamnya hendak dibongkar, mereka mendapati kain kafan Joko yang sudah berubah warna menjadi coklat keabu-abuan.
Tak sampai di situ saja, tubuh Joko juga menjadi lebih ramping. Ketika dibuka, mereka terkejut bukan main. Jenazah Joko berubah tampak seperti orang yang habis dibakar.
Demikianlah kisah anak durhaka kepada ibunya yang mendapatkan balasan dari Allah. Ingat, Ibu adalah tiket surga kita. Jika kamu ingin mendapatkan nikmatnya surga, maka berbuat baiklah kepada kedua orangtua kamu, terutama Ibu.
Semoga kisah nyata ini dapat memberikan pelajaran bagi kita semua. Amin..
Bagikan dengan cara klik tombol Facebook, twitter, Goggle+, Pinterest, Blogger, Email dibawah ini :
0 Response to " Kisah Nyata! Jenazah Ini Terbakar Saat Makam Dibongkar. Pelajaran Bagi Kita yang Masih Hidup"
Posting Komentar