Masya Allah! Inilah Pohon Peneduh Nabi Muhammad Yang Masih Hidup Hingga Kini





Nabi Muhammad SAW hidup ribuan tahun yang lalu. Namun ada peninggalan jejak Nabi yang masih ada hingga kini.Sebuah pohon zaman dulu tentu saja, masih tumbuh subur. Sebenarnya pohon itu seperti apa sih? Lalu bagaimana sejarahnya?

Dilansir Eberita.org, tumbuhan yang terletak di bagian utara padang pasir Yordania ini disebut-sebut Sahabi atau pohon yang diberkati.

Pasalnya, pohon tersebut berhasil bertahan hidup di tengah ganasnya gurun Yordania selama 1400 tahun.

Pohon Nabi ini menjadi bukti kenabian Nabi Muhammad SAW. Dan sepertinya Pohon Nabi ini sengaja dibiarkan hidup oleh Allah agar menjadi pengingat, kenangan dan bukti sejarah masa lalu.

Ini adalah pohon yang penuh keberkahan, pohon ajaib, pohon keramat dan pohon yang aneh.

Pohon yang ‘sendiri’ ini diyakini sebagai saksi pertemuan biarawan Kristen bernama Bahira dengan Nabi Muhammad.

Dia hidup ‘sendirian’ dalam radius ratusan kilometer, tak ada pohon lain yang hidup, menemani sang Sahabi.

Dulu ketika Rasulullah melakukan perjalanan menuju Syam bersama Maisarah (pembantu Sayyidatuna Khadijah Ra) untuk berdagang, Rasulullah pernah berteduh di bawah pohon ini sebelum sampai ke sana.

Pada saat Rasulullah berteduh di bawahnya, dahan dan ranting-ranting pohon ini bergerak menaungi beliau dari panasnya terik matahari.

Seorang rahib (pendeta) yang melihat kejadian ini, lantas mendatangi Maisarah dan menunjukkan kepadanya pohon tempat berteduh Rasulullah itu seraya berkata.

“Hanya seorang Nabi saja yang berteduh di bawah pohon itu.”

Lihatlah sampai hari ini pohon tersebut tetap subur bahkan di tengah-tengah padang pasir yang kering kerontang dan tidak ada tumbuhan yang hidup seperti itu.

Allah SWT menghidupkannya dengan kehendaknya. Inilah pohon yang memahami cinta buat Nabinya Muhammad SAW, sebuah pohon yang diberkahi.

Sampai sekarang pohon ini masih hidup di Yordania. Sebab itu ia dijuluki “the only living Sahabi” atau “satu-satunya ‘sahabat’ Nabi yang masih hidup”.

Kisah Bahira menceritakan pertemuannya dengan bocah kecil yang menjadi Rasul Terakhir. Saat itu Nabi Muhammad baru berusia 9-12 tahun.

Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Suriah. Bahira pun bertemu dengan kelompok kafilah tersebut dan mengajak mereka untuk beristirahat.

Bahira telah mendapat firasat kalau ia akan bertemu dengan Sang Nabi Terakhir.

Diperhatikannya masing-masing orang yang datang. Namun tak satupun di antara mereka yang memiliki tanda-tanda mukjizat.

Ternyata masih ada satu anggota rombongan yang tidak ikut masuk ke tempat Bahira. Muhammad kecil diminta menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.

Ia takjub melihat cabang pohon tersebut merunduk untuk melindungi sang pemuda. Bahira pun meminta agar bocah kecil tersebut diajak berteduh dan bersantap.

Konon, segumpal awan memayungi Muhammad ke manapun ia pergi.

Disitulah sang biarawan yakin kalau pemuda itu memang benar-benar nabi yang sudah diramalkan kedatangannya. Bahira lantas berpesan kepada Abu Talib untuk menjaga pemuda cilik itu, karena kelak ia akan membawa berkah bagi umat manusia.

Tetapi tak sedikit pula orang yang ingin mencelakakannya.

Sejumlah ilmuwan dan cendekia pun diminta untuk memeriksa area tersebut.

Berdasarkan pengamatan mereka, memang benar pohon tua tersebut yang disebutkan dalam catatan Bahira. Namun tentu saja, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan otentisitasnya.

Pangeran Ghazi menyebutkan, “Rasulullah duduk di bawah pohon ini.” Kenyataannya jika pohon itu bersedia merundukkan cabang-cabangnya demi Muhammad merupakan bukti mengenai kesaksiannya terhadap kerasulan Muhammad.

“Karena itulah kami menyebutnya sahabi dalam bahasa Arab.”

Saat ini, pohon tersebut dilestarikan oleh pemerintah. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin.

Akan tetapi, siapapun bisa menyentuh dan berlindung di bawah cabangnya yang senantiasa rimbun. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin.

Bagikan dengan cara klik tombol Facebook, twitter, Goggle+, Pinterest, Blogger, Email dibawah ini  :

Related Posts:

Masya Allah Inilah Cara IMUNISASI Yang Dicontohkan Rasulullah SAW


Kepada saudara ku sesama muslim, Sampai saat ini masih banyak saudara kita sesama kaum muslim yang belum mengetahui dan menerapkan metode ‘imunisasi’ sesuai tuntunan Islam. Padahal sejak dini Rasulullah SAW telah mengajarkan “tahnik” sebagai metode imunisasi yang sesungguhnya dengan mengandalkan kurma sebagai media utama. Dengan demikian Islam tidak pernah mengajarkan bahkan melarang penggunaan bahan-bahan berbahaya, haram, najis dan subhat untuk dikonsumsi, pengobatan maupun dimasukkan (disuntikkan) lewat pembuluh darah Dan sekarang imunisasi / vaksin banyak mengadung bahan HARAM, Dan Zat berbahya. 


Imam Bukhori meriwayatkan, Abu Musa ra berkata: 

ولد لى غلام فأتيت به النبى – صلى الله عليه وسلم – فسماه إبراهيم وحنكه بتمرة.

“(Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau memberi nama padanya dan ia mentahnik dengan sebutir kurma.”

Dari ‘Aisyah, beliau berkata: 

أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – كان يؤتى بالصبيان فيبرك عليهم ويحنكهم.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan anak kecil, lalu beliau mendoakan mereka dan mentahnik mereka.”

An Nawawi menyebutkan dua hadits di atas dalam Shahih Muslim:

استحباب تحنيك المولود عند ولا دته وحمله إلى صالح يحنكه وجواز تسميته يوم ولا دته واستحباب التسمية بعبدالله وإبراهيم وسائر أسماء الأنبياء عليهم السلام

“Dianjurkan mentahnik bayi yang baru lahir, bayi tersebut dibawa ke orang sholih untuk ditahnik. Juga dibolehkan memberi nama pada hari kelahiran. Dianjurkan memberi nama bayi dengan Abdullah, Ibrahim dan nama-nama nabi lainnya. “


Rasulullah SAW bersabda: “Kurma itu menghilangkan penyakit dan tidak membawa penyakit, ia berasal dari surga dan di dalamnya terdapat obat.”


Sa’ad mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memakan tujuh buah kurma ajwa di pagi hari, maka racun dan sihir tidak membahayakannya pada hari itu.” (HR Bukhari & Muslim)
Salamah binti Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Berikanlah kurma kepada wanita yang akan melahirkan, agar anaknya menjadi murah hati, itu adalah makanan Maryam saat akan melahirkan Isa. Jika Allah mengetahui ada yang lebih baik dari itu, tentu Dia telah memberikannya. ”


Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menganjurkan untuk para istri-istri kamu yang sedang hamil untuk makan buah kurma, niscaya anak yang akan lahir kelak akan menjadi anak yang penyabar, bersopan santun serta cerdas. (HR Bukhari). 


Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Musa berkata: “Seorang anakku lahir, akupun membawanya kepada Nabi SAW, beliau menamainya Ibrahim, beliau melolohkan dengan sebutir kurma, memohon berkah baginya lalu menyerahkannya kepadaku.” 


Imam Bukhari dalam Shahih-nya men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abu Bakar rah. 



Dari Asma’ binti Abu Bakar rah. bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah ibn Zubair di Mekkah mengatakan, “Saya keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke madinah, aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi wasalam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah ibn Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau men-tahnik-nya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.

SUBHANALLAH …! Hikmah dari Hadits di atas sangatlah bagus dan patut kita yakini serta terapkan, selain dari sisi konten kurma yang sangat besar kandungan gizinya dan manfaatnya untuk menjaga kesehatan serta obat. Ternyata buah kurma memiliki hikmah lain yang sangat special bilamana sejak awal dicekoki pada bayi yang baru lahir (tahnik). 


Disinilah perlunya kita ketahui makna dan manfaat Tahnik yang diajarkan Islam melalui Nabi Muhammad SAW. Tahnik adalah melolohkan kurma yang sudah dikunyah oleh orang tuanya dengan menggerak-gerakkan dari kiri ke kanan sampai merata di langit-langit mulut bayi dengan lembut seraya berdoa dan berzdikir. 




Melolohkan (memasukkan) buah kurma ke dalam mulut bayi adalah sebuah hal menakjubkan karena di dalamnya terdapat manfaat kesehatan yang besar. Terbukti buah kurma mengandung unsur-unsur penting yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan memperkuat daya tahan tubuh. Kurma juga berkhasiat melindungi dan membentengi anak sepanjang hidupnya, terlebih dari itu hikmah melolohkan (memasukkan) kurma ke dalam mulut bayi berguna untuk menguatkan syaraf-syaraf mulut bayi berguna untuk menguatkan syaraf-syaraf mulut dan gerakan lisan beserta tenggorokan dan dua tulang rahang bawah dengan jilatan sehingga anak siap untuk menghisap air susu ibunya dengan kuat dan alami. 


Kurma yang diberikan bayi dengan proses pengunyahan dari mulut kedua orang tuanya juga mengandung makna yang special dalam menjalin ikatan batin kepada anaknya. melalui air liur kedua orang tuanya akan mengikat hati bayi dengan cinta mereka kepada mereka dan mengalirkan kepadanya fitrah islam mereka yang suci. Anak akan tumbuh dengan baik dan bersih dan juga dapat merasakan manisnya iman, sebagaimana manisnya buah kurma yang bercampur air liur, yang bersamaan lidah selalu dibasahi dengan dzikir kepada Allah Ta’ala. 


Melolohkan (memasukkan) kurma ke dalam mulut bayi adalah sebuah Ritus yang dapat menanamkan dalam jiwa kedua orang tua kasih sayang yang tulus kepada anak-anak mereka, sehingga keluarga muslim ini keluarga muslim ini akan hidup dalam keharmonisan, kedamaian dan cinta kasih. 


Ibu saya pernah mengatakan bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan apabila tubuhnya menguning, maka bayi tersebut dipastikan membutuhkan glukosa dalam keadaan yang cukup untuknya. Bobot bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam tubuhnya. 


Pada kasus bayi prematur yang beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian kasus malah kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat badan di atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya biasanya di atas 30 mg/100 ml. Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi menolak untuk menyusui, otot-otot bayi melemas, aktivitas pernafasan terganggu dan kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau kejang-kejang. Terkadang bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti insomnia, lemah otak, gangguan syaraf, gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya. 



Apabila hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati maka bisa menyebabkan kematian. Padahal obat untuk itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, baik lewat mulut, maupun pembuluh darah. 

Mayoritas atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam bentuk glukosa seketika setelah lahir, maka memberikan kurma yang sudah dilumat bisa menjauhkan sang bayi dari kekurangan kadar gula yang berlipat-lipat. Disunnahkannya tahnik kepada bayi adalah obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki fungsi penting, dan ini adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW secara medis dimana sejarah kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi. 



Kandungan Nutrisi, Mineral dan Vitamin Kurma 



Manfaat Buah Kurma Untuk Kesehatan 





1. Menguatkan imunity 2. Mencerdaskan otak 3. Meningkatkan daya tahan (antibody) 4. meningkatkan Hemoglobin (Baik untuk penderita animea) 5. Meningkatkan jumlah trombosit 6. Sebagai multivitamin 7.Anti bakteri dan virus 8. Baik untuk masa pertumbuhan 9. Mengatur kepadatan tulang 10.Meningkatkan nafsu makan 11. Memelihara ketajaman mata dan pendengaran 12. Menenangkan dan menguatkan syaraf 13. Menstabilkan kejiwaan anak 14. Meluncurkan 15. Mengobati cacingan 16.Mengobati panas 

Solusi Bagi Mereka yang terlanjur memberikan vaksin & imunisasi pada anak-anaknya 

1. Perbanyak istighfar

karena kewajiban selaku orang tua dituntut dan diminta pertanggungjawannya oleh Allah Ta’ala dalam hal memberi nama pada anak, bersikap adil dalam memberikan kasih sayang, memeberikan nafkah dari rizki dan barang yang halal dan pendidikan moralnya. 

Dalam Surat Al Baqarah: 168 Allah berfirman: “Hai sekalian manusia makanlah yang halal dan baik apa yang ada di bumi, dan jangan mengikuti langkah-langkah syetan karena sesungguhnya syetan adalah musuh yang nyata bagimu.” 


Dalam Surat Al Baqarah: 173 Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang (yang ketika disembelih) disebut nama selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang. ”

2. Berdoa kepada Allah dengan tujuan diampuni dosa-dosa 

mohon petunjuk, ketetapan iman dan dilindungi dari gangguan dan kebodohan orang-orang kafir.Doanya ada dalam Surat Al Baqarah: 201: “Ya Tuhan kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

Juga ada dalam Surat Ali Imran: 147: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir. ”

3. Untuk membantu mengeluarkan unsur racun dari imunisasi / vaksinasi sekaligus meningkatkan Antibodinya

yaitu dengan memberikan Al Habbatus sauda (jintan hitam), madu, kurma, zaitun dan air kelapa.

4. Selalu mendoakan anak-anaknya dengan doa yang disyariatkan Rasulullah SAW

seperti: “Rabbana hablana min azwajina wa min zdurriyatina qurrota a’yunin waj’alna lil muttaqiina imama.” 



Wallahu‘Alam Bishawab. (aulia-rahman/NMJ)

Bagikan dengan cara klik tombol Facebook, twitter, Goggle+, Pinterest, Blogger, Email dibawah ini 
 :

Related Posts:

Inilah Alasan Kenapa Wajah Nabi Muhammad Tidak Boleh Dilukis dan di Publikasi + Video


Seperti yang kita semua tahu, Nabi Muhammad sangat dilindungi oleh umat Islam dan ini alasan wajah Nabi Muhammad tidak boleh dilukis dan dipublikasikan ke orang, bahkan umat Islam sendiri pun tidak tahu wajah Nabi-nya sendiri itu seperti apa.

Apakah dengan tidak mengetahui wajah Nabi Muhammad, para pemeluk Islam benar-benar bangga akan hal itu? Tapi apa alasannya? Ada juga yang penasaran mengapa lukisan wajah asli Nabi Muhammad tidak pernah ditemukan dan jawabannya bakal kita ulas kali ini supaya bisa menjawab pertanyaan banyak orang, termasuk orang-orang Islam sendiri yang mungkin juga tengah bertanya-tanya.

Ini Alasan Wajah Nabi Muhammad Tidak Boleh Dilukis dan Lukisannya pun Tidak Pernah Ditemukan

Sederhana sekali jawaban dari alasan mengapa lukisan wajah Nabi Muhammad tidak pernah ada dan itu karena pada zamannya, kamera belumlah ditemukan dan tidak ada satu orang pun yang melukis wajahnya.

Menggambar wajah Nabi Muhammad pun dianggap suatu hal yang haram dan untuk alasan itu umat Islam berbangga karena keaslian ajaran Islam sangat dijaga oleh Islam sendiri dan inilah bukti otentik. Melukis wajah Nabi Muhammad dianggap haram dan dilarang karena kemurnian aqidah kaum muslimin haruslah dijaga.

Penyembahan berhala bermula dari lukisan-lukisan orang-orang shalih meliputi Nasr, Ya’uq, Yaguts, Suwa’ dan Wadd oleh kaum Nabi Nuh.

Kenapa Nabi Muhammad SAW tidak boleh dilukis atau digambar? Tentu salah satunya adalah supaya tidak menimbulkan penyembahan berhala.

Awal lukisan orang-orang sholih tersebut memang tadinya hanya dengan tujuan mengenang mereka dan kesholihan mereka, saat itu memang lukisan mereka belumlah disembah, tapi setelah itu tidak lama gambar-gambar tersebut pun disembah oleh generasi berikutnya yang tidak tahu-menahu dan tidak mengerti apa maksud dibuatnya lukisan-lukisan orang sholih itu.

Syetan pun akhirnya menggoda dan mempengaruhi generasi baru untuk melakukan penyembahan berhala dan itu artinya, patung serta lukisan orang-orang sholih pun disembah, padahal seharusnya hanya teladan dan kesholihan mereka saja yang perlu diingat dan dicontoh.

Kenapa Islam melarang menggambar sosok Nabi Muhammad SAW adalah karena dengan adanya lukisan sang Nabi, nantinya bisa membawa umat Islam kepada paganisme atau pemberhalaan. Agama Islam tidak pernah mengajarkan berhala dan tentu berhala adalah hal yang perlu dijauhi oleh umat Islam.

Dikatakan dari Aisyah radhiyallahu‘anha bahwa saat Rasulullah sakit, sebuah gereja disebut-sebut oleh sebagian istri beliau dan namanya adalah Maria yang mereka lihat ada di negeri Habasyah. Istri-istri beliau pernah mengunjungi Habasyah dan memuji akan indahnya gambar-gambar yang terdapat di dalamnya, namun kelakuan orang-orang ahli kitab dicela oleh Rasulullah karena orang-orang sholih telah dikultuskan dengan membuat lukisan serta patung supaya dipuja-puja.

Apakah dulu Nabi Muhammad SAW boleh digambar? Jawabannya sudah pasti tidak seperti yang telah diberitahukan sebelumnya, tidak ada seorang pun yang melakukannya pada waktu beliau masih hidup. Dalam salah satu sabdanya pun Rasulullah menyatakan bahwa siapapun yang menyerupai suatu kaum, jadilah ia seperti dan bahkan dikategorikan golongan mereka.

Ada juga pesannya akan supaya orang-orang tidak menyanjungnya secara berlebihan karena Rasulullah adalah hamba Allah SWT dan Rasul yang diutus-Nya saja.

Ada juga larangan yang dinyatakan akan menggambar Rasulullah karena ada kesempatan yang terbuka menuju ke arah penistaan terhadap pribadi Rasulullah sendiri.

Bila tidak ada lukisan Rasulullah, orang fasiq dan kafir tidak akan bisa membuat gambarannya apalagi untuk tujuan tidak baik. ini alasan wajah Nabi Muhammad tidak boleh dilukis dan yang bisa melihat adalah cuma orang-orang beriman saja.


Related Posts:

Ikhlas sumber kebahagiaan

Foto Aisyah Rafifa.
KETIKA seseorang melakukan kebaikan namun tidak diiringi dengan keikhlasan maka bisa dipastikan bahwa ia akan senantiasa diliputi perasaan kecewa, lebih-lebih kala kebaikan yang dilakukannya tidak diapresiasi orang lain.Ia bahkan akan mengalami penurunan motivasi yang sangat drastis, hingga tidak ada lagi semangat sedikitpun untuk melakukan kebaikan.

Sebaliknya, jika ada apresiasi dari orang lain, semangat melakukan kebaikan akan kembali meningkat tajam disertai gairah yang sangat luar biasa. Akan tetapi, motivasi yang demikian, sebenarnya tidak mendatangkan apa-apa selain hanya menipu diri sendiri. Sebab, kita beramal tidak lagi karena Allah tapi karena manusia.


Padahal, Allah Ta’ala, memerintahkan kita beramal baik hanya karena-Nya. Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan;

قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصاً لَّهُ دِينِي

“Katakanlah: “Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.” (QS. Az-Zumar [39]: 14).

Mengenai bahasan ini, Syeikh Musthafa Masyhur dalam bukunya Fiqh Dakwah Jilid I mengutip pendapat seorang inspirator dari negeri piramida, Mesir, yakni Hasan Al-Banna.

Menurut Hasan Al-Banna, ikhlas itu adalah menunjukkan semua ucapan, amal dan jihadnya hanya kepada Allah semata. Karena mencari ridha dan kebaikan pahala-Nya, tapa mengharapkan keuntungan popularitas, kehormatan, reputasi, kemajuan dan keterbelakangan. Dengan keikhlasan ini seseorang akan menjadi pengawal fikrah dan aqidah. Bukan pengawal kepentingan dan keberuntungan.

Dengan demikian, maka sudah sepatutnya seorang Muslim senantiasa menimbang-nimbang aktivitas yang dilakukannya selama ini, apakah sudah murni karena Allah atau ada pretensi, interes, atau kepentingan semu lainnya?

Sebab jika tidak, maka amat disayangkan, amal baik yang dilakukan menjadi tidak bernilai apa-apa di hadapan Allah Ta’ala. Sebagaimana yang tergambar dalam satu hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alayhi Wasallam.

“Dan dari Abu Musa Abdullah bin Qays al-‘Asy’ari radhiyallahu anhu berkata, ‘Rasulullah pernah ditanya tentang seseorang yang berperang karena ingin dikatakan berani, fanatisme golongan dan riya’. Manakah yang bernilai sabilillah? Rasulullah menjawab, ‘Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah bisa ditegakkan maka sesungguhnya ia telah berperang di jalan Allah.” (HR. Bukhari Muslim).

Dan, demikianlah sesungguhnya inti dari hidup ini, yakni ikhlas karena mengharap ridha-Nya, bukan yang lain. Sebagaimana ditegaskan Allah di dalam Al-Qur’an;

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS: Al-Bayyinah [98]: 5).

Related Posts:

Subhanallah! Pintu Surga Terbuka Karena 5 Amalan “Sepele” Ini, Amalan Apa Sajakah Itu?


Tentu ingin masuk surga dan bertemu langsung dengan Allah, Kekasih yang selama ini dicintai dan dirindukan. Sudah pasti, yang bisa masuk ke dalam surga dan bertemu dengan Allah, adalah orang-orang pilihan yang selama hidupnya di dunia menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya secara sungguh-sungguh. 

Tetapi, orang yang sudah mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, jangan semerta-merta merasa memiliki amalan kebaikan yang banyak dan lantas layak untuk masuk surga. Pemberian tiket ke surga adalah hak prerogratif Allah. Dia yang Maha Menentukan, yang Maha Menimbang. Muslim dan muslimah yang baik harus selalu rendah hati dan takut kepada Allah, bahkan atas kesombongannya sendiri yang barangkali terbersit di dalam hatinya tanpa disadari. Bukankah amalan itu tergantung pada niatnya, kata Nabi?

Meskipun kita sering melakukan amalan kebaikan yang “besar”, tetapi niat kita keliru, apalagi hanya sekedar pencitraan, maka di sisi Allah, amalan kebaikan itu bisa tak ada artinya sama sekali. Di era “masyarakat tontotan” seperti sekarang ini, segala amalan kebaikan memang mudah tergelincir menjadi sekedar tontotan yang riya’.

Sebaliknya, justru ketika kita melakukan amalan kebaikan yang “ringan”, yang barangkali selama ini sering dianggap sepele, jika dilakukan dengan niat yang benar semata-mata karena Allah, bisa menjadi sangat mulia dan bernilai di sisi Allah. Meskipun tanpa ada cahaya kamera yang menyorotnya. Sungguh, amalan kebaikan yang sepele tersebut dijanjikan dapat membuka pintu surga-Nya. Mari ketuk pintu-pintu surga dengan beberapa amalan yang selama ini dianggap ringan dan sepele tersebut, berikut ini:

1. Memberi Minum Binatang
Jangankan memberi minum binatang. Kita saat ini rasanya sudah banyak yang tak peduli pada binatang. Padahal, memberi minum binatang ini menjadi salah satu amalan kebaikan yang dapat menghantarkan seseorang ke dalam surganya Allah.

Masih ingatkah dengan cerita Rasullullah saat menceritakan seorang laki-laki yang memberi minum seekor anjing hingga kemudian Allah mengampuni dosa-dosa laki-laki itu dan memasukkannya ke dalam surga? Iya, dalam hadist yang diriwayahkan Bukhori dan Muslim, diceritakan dari Abu Hurairah,

Rasullullah SAW bersabda “Ketika sedang melakukan perjalanan, seorang laki-laki merasa haus, lalu ia menuju ke sebuah sumur dan minum air. Setelah ia keluar, ternyata ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dan memakan pasir karena kehausan. Lelaki itu bergumam ‘Anjing ini telah merasa kehausan seperti yang telah aku rasakan’. Ia pun kembali menuju sumur dan memenuhi sepatunya dengan air, lalu memberikan minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni segala dosanya. Mereka (para 

sahabat) bertanya: Wahai Rasullullah, apakah kita akan mendapatkan pahala dengan memberi minum binatang? Beliau menjawab: ‘Pada setiap limpa yang basah, terdapat pahala’”. 
2. Menyingkirkan Gangguan dari Jalan Jika kita sedang berjalan, entah itu naik kendaraan atau jalan kaki, dan kita

menemukan rintangan di jalan berupa batu yang tergeletak di tengah jalan, bambu yang menghalang, atau mungkin kulit pisang yang dibuang sembarangan, lantas kemudian secara spontan kita menyingkirkan rintangan tersebut. Maka, itu akan dicatat sebagai amalan kebaikan di sisi Allah. 
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, maka akan dicatat untuknya satu kebaikan, maka ia akan masuk surga” (HR. Bukhari).
3. Menjenguk Orang Sakit Sesibuk-sibuk apapun kita, sempatkanlah untuk menjenguk saudara, teman, dan kolega kita yang sedang sakit. Selain merupakan “panggilan kemanusiaan”, amalan kebaikan ini dicatat sebagai pahala yang tinggi di sisi Allah. Allah menjanjikan mereka yang menjenguk orang-orang sakit, posisi yang mulia di Surga-Nya kelak. 
Rasulullah bersabda: “Barang siapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru: ‘Engkau adalah orang yang baik, langkahmu adalah langkah yang baik, dan engkau telah mendapatkan suatu posisi di surga’”(HR Tirmidzi dari Abu Hurairah, r.a.) 
4. Senyum dan Ceria Menebar senyum dan salam pada semua orang merupakan sebuah kebajikan yang dijanjikan ganjaran pahala dan surga oleh Allah. Oleh sebab itu, muslim dan muslimah yang baik harus mengembangkan sikap yang ramah dan penuh ceria terhadap orang lain, sehingga Islam juga benar-benar dirasakan membawa rahmat bagi semua. “Kebaikan akhlak adalah keceriaan wajah dan menjauhi amarah,” kata Rasulullah. 
5. Menutup Aib Orang Lain Dalam Islam, Allah sangat membenci ghibah. Orang yang bergunjing tentang keburukan saudaranya sendiri, dianggap sama dengan memakai bangkai saudaranya tersebut. Menahan diri untuk tidak bergunjing dan menutup aib orang lain sangat dianjurkan bagi seorang muslim dan muslimah. Amalan kebaikan ini dijanjikan ganjaran surga oleh Allah. Rasulullah bersabda: “Tidaklah seorang hamba menutup aib seorang hamba di dunia, melainkan Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat” (H.R. Muslim).
Demikian beberapa amalan kebaikan yang barangkali selama ini dipandang ringan dan sepele, tetapi dapat mengetuk dan membuka pintu surga karena ridla dan iradah Allah. Tentu masih banyak amalan kebaikan yang lain, yang tak mungkin dibahas di sini satu persatu. Semoga Allah selalu membersihkan hati dan meluruskan niat kita. Amin.

Related Posts:

Mengerikan...!!! Kisah Nyata Seorang Wanita Cantik Jelita Kena Azab Ditanah Suci


Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah sambil menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui berbagai pengalaman menarik dan yang pahit. Bagaimana pun, dalam banyaknya peristiwa yang saya alami, ada satu kejadian yang tidak akan pernah saya bisa lupakan. Kisah ini terjadi kepada seorang wanita yang berusia di pertengahan 30-an pada saat saya mengurus satu rombongan haji.

Setibanya wanita tersebut dan rombongan haji di Lapangan Terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bus. Semuanya terlihat riang sebab ini adalah pertama kalinya mereka melaksanakan haji. Setelah itu saya membawa mereka menaiki bus dan dari situ, kami menuju ke Madinah.

Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hingga kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bus. Turunlah mereka satu persatu sampai tiba pada giliran wanita tersebut. Tanpa sebab yang jelas tiba-tiba wanita itu jatuh tidak sadarkan diri, yang secara langsung setelah menginjak bumi Madinah.

Sebagai orang yang dipertanggungjawabkan mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita tersebut. “Jemaah ini sakit” kata saya pada jemaah-jemaah yang lain.
Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas dan semua jemaah terlihat panik atas kejadian ini.

“Badan dia panas dan menggigil. Jemaah ini tak sadarkan diri, cepat tolong saya…kita bawa dia ke rumah sakit” kata saya. Tanpa membuang waktu, kami mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke rumah sakit Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain diantar ke tempat penginapan masing-masing. Sampai di rumah sakit Madinah, wanita itu masih belum sadarkan diri. Berbagai usaha dilakukan oleh dokter untuk memulihkannya, namun semuanya gagal.

Sementara itu, tugas mengurus jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut di rumah sakit. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya menghubungi rumah sakit Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut. Namun, saya diberi kabar bahwa dia masih tidak sadarkan diri. Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sedarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu.

Semua usaha untuk memulihkannya gagal, maka wanita itu dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan perawatan lanjut sebab rumah sakit di Jeddah lebih lengkap kemudahannya dibandingkan rumah sakit Madinah. Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadwal Haji harus diteruskan. Kami berangkat ke Mekah untuk mengerjakan ibadah haji. Selesai haji, saya langsung pergi ke Jeddah. Malangnya, sampai rumah sakit Abdul Aziz, saya diberitahu oleh dokter bahawa wanita tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata doktor, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di rumah sakit.

Setelah dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya dan terus memeluk saya dengan erat sambil menangis terisak-isak. Ketika itu saya sangat bingung, Saya bertanya kepada wanita tersebut,

“Kenapa kamu menangis?”

“Ustazah….saya taubat Ustazah. Saya menyesal, saya takkan berbuat lagi hal-hal yang tidak baik. Saya bertaubat, betul-betul bertaubat.”

“Kenapa kamu tiba-tiba ingin bertaubat?” tanya saya masih dalam keadaan bingung. Wanita itu terus menangis terisak-isak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Tidak lama kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil hikmahnya oleh kita semua.

Katanya, “Ustazah, saya ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Tapi saya salah. Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Saya tak pernah mengerjakan ibadah. Saya tidak sholat, tidak puasa, semua amalan ibadah saya dan suami tidak pernah saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman.

Dengan suara tersekat-sekat, wanita itu menceritakan, “Ustazah…Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma , saya telah diazab dengan siksaan yang benar-benar pedih atas segala kesalahan yang telah saya buat selama ini.

“Betulkah?” tanya saya terkejut. “Betul Ustazah. Selama koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada saya. Balasan azab Ustazah, bukan balasan syurga.
Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ini seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak bisa saya ceritakan dengan kata-kata.

Menjerit-jerit saya minta ampun minta maaf kepada Allah.” “Bukan itu saja, buah dada saya pun diikat dan dijepit dengan penjepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini…putus, jatuh ke dalam api neraka. Buah dada saya hancur terbakar, panasnya bukan main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukkan tangan ke dalam api itu dan saya ambil buah dada itu kembali .”

Tanpa mempedulikan pasien lain, suster pun memerhatikan wanita itu terus bercerita. Menurutnya lagi, setiap hari dia disiksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi waktu untuk beristirahat atau dilepaskan dari hukuman, sepanjang masa koma itu dilaluinya dengan azab yang amat pedih.

Dengan suara terbata-bata, dengan berlinangan air mata, wanita itu meneruskan ceritanya, “Hari ke hari saya disiksa. Bila rambut saya ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti kulit kepala yang ikut terlepas. Panasnya juga menyebabkan otak saya terasa seperti menggelegak.

Azab itu pedih…pedih yang amat sangat…tidak bisa saya ungkapkan. Sambil bercerita, wanita itu terus meraung, menangis terisak-isak. Terlihat dia

betul-betul menyesal atas semua kesalahannya. Saya pun termenung, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Sangat pedih balasan Allah kepada umatnya yang ingkar.

“Ustazah… buat saya, Islam hanya nama saja, tapi saya minum alkohol, saya main judi dan segala macam dosa besar. Karena saya suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sadarkan diri itu saya telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam.

Buah yang tak berisi melainkan hanya duri-duri saja, tapi saya sangat ingin memakannya, karena saya benar-benar merasa lapar.
“Bila ditelan buah-buah itu, duri-durinya menusuk kerongkongan saya dan bila sampai ke perut terasa menusuk perut saya. Sedangkan jari yang tertusuk jarum pun terasa sakitnya.

Setelah buah-buah duri itu habis, saya diberi makan berupa bara-bara api. Pada saat saya masukkan bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan saya rasanya seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya. Setelah memakan bara api itu, saya meminta minuman, tapi…saya dihidangkan dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk, saya terpaksa meminumnya sebab saya sangat merasa haus. Semua terpaksa saya lalui, tak pernah saya alami sepanjang hidup di dunia ini.”

Saya terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Sangat terasa kebesaran Allah. “Semasa diazab itu, saya merayu memohon kepada Allah supaya diberikan nyawa sekali lagi, berilah saya peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti saya memohon. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya. Saya berjanji tidak akan ingkar atas perintah Allah dan akan jadi umat yg soleh. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan perbaiki segala kekurangan dan kesalahan saya dahulu, saya akan mengaji, akan sholat, akan puasa yang selama ini saya tinggalkan.”

Saya termenung mendengar cerita wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan terlepas dari balasanNya. Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak.

Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah. “Ini bukan mimpi ustazah. Kalau mimpi azabnya tidak akan terasa sampai sepedih ini. Saya bertaubat Ustazah, saya tak akan ulangi lagi kesalahan saya. Saya bertaubat… saya taubat Nasuha,” katanya sambil menangis-nangis. Sejak itu wanita tersebut benar-benar berubah. Bila saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling khusuk.

Amal ibadahnya tak pernah berhenti. Contohnya, kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia hanya akan balik ke hotelnya selepas sholat subuh. “Kenapa melakukan ibadah sampai tidak ingat waktu? kamu juga harus menjaga kesehatan. Pulanglah setelah sholat Isya, makan nasi atau istirahatlah sejenak…” tegur saya.

“Tidak apa-apa Ustazah. saya membawa buah kurma. saya memakannya disaat saya merasa lapar.” Menurut wanita itu, sepanjang berada di dalam Masjidil Haram, dia ingin membayar sholat yang ditinggalkannya dahulu.

Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaan wanita itu, takut karena ibadah dan tekanan perasaan yang keterlaluan dia akan jatuh sakit. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadah keterlaluan hingga mengabaikan kesehatannya.

“Tidak boleh Ustazah. Saya takut…saya sudah merasakan pedihnya azab Tuhan. Ustazah tidak merasa, Ustazah tidak mengetahui rasanya. Kalau Ustaz sudah merasakan azab itu, Ustazah juga akan menjadi seperti saya. Saya betul- betul bertaubat.”

Wanita itu juga berpesan kepada saya, katanya, “Ustazah, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai jilbab, Ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah jilbab. Cukuplah saya saja yang merasakan siksaan itu, saya tidak mau ada wanita lain yang merasakan hal seperti yang saya sudah rasakan. Semasa diazab, saya melihat larangan-larangan Allah, salah satunya adalah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau ada 10 lelaki yang bukan mahrom melihat sehelai rambut saya ini, maka saya mendapatkan 10 dosa.”

“Tapi Ustazah, rambut saya ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Kalau seorang melihat rambut saya, itu berarti beribu-ribu dosa yang saya dapat. “Saya berniat, sepulang saya dari haji ini, saya minta tolong dari ustazah supaya mau mengajarkan suami saya sholat, puasa, mengaji, dan mengerjakan semua ibadah. Saya ingin mengajak suami pergi haji. Seperti saya, suami saya itu Islam pada nama saja. Tapi itu semua adalah kesalahan saya. Saya sudah membawa dia masuk Islam, tapi saya tidak membimbing dia. Bukan itu saja, sayalah yang menjadi seperti orang yang bukan Islam.”

Sejak kembali dari haji itu, saya tidak mendegar cerita tentang wanita tersebut. Bagaimana pun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma? Tidak. Saya percaya dia berkata benar. Jika dia berbohong, kenapa dia berubah dan bertaubat Nasuha? Satu lagi, cobalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah dan Nabi dalam Al-Quran dan hadish. Adakah ia berbohong ?

Benar, apa yang terjadi itu memang kita tidak dapat membuktikannya secara saintifik, tapi bukankah soal dosa dan pahala, syurga dan neraka itu perkara ghaib?
Janganlah bila kita sudah meninggal dunia, bila kita sudah diazab barulah kita mau percaya bahwa “Oh… memang betul apa yang Allah dan Rasul katakan. Aku menyesal…” Itu sudah terlambat. Raihlah 5 peluang sebelum datang 5 rintangan, Kaya sebelum miskin, Senang sebelum susah, Sehat sebelum sakit, Muda sebelum tua dan waktu Hidup sebelum mati

Walahualam Bisawab, Semoga kisah ini membawa kita menjadi umat yang lebih mengerti bahwa dunia bukanlah tempat terakhir, masih ada akhirat, masih ada alam lain yang sudah menanti kita sebagai mana dituliskan dalam Al Qur’an. Semoga kita menjadi umat yang senantiasa beribadah kepada Allah.

Related Posts:

AMALKAN MEMBACA SURAH INI. MAKA KETIKA KITA MENINGAL AKAN DI DOAKAN 70 RIBU MALAIKAT + Video


Alhamdulillah… admin masih diberi kesempatan untuk berbagi

postingan di blog ini. Untuk kali ini renacananya admin bakal posting artikel mengenai “Jenazah yang di sholawati 70 ribu malaikat ” langsung ajah dibaca yah sobat !! 

Jenazah yang dishalawati 70 ribu malaikatKisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a.
Pada suatu pagi Rasulullah SAW bersama dengan sahabatnya Anas bin Malik r.a. melihat suatu keanehan. Bagaimana tidak, matahari terlihat begitu redup dan kurang bercahaya seperti biasanya.

Tak lama kemudian Rasulullah SAW dihampiri oleh Malaikat Jibril.

Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril : “Wahai Jibril, kenapa Matahari pagi ini terbit dalam keadaan redup? Padahal tidak mendung?”

“Ya Rasulullah, Matahari ini nampak redup karena terlalu banyak sayap para malaikat yang menghalanginya.” jawab Malaikat Jibril.

Rasulullah SAW bertanya lagi : “Wahai Jibril, berapa jumlah Malaikat yang menghalangi matahari
saat ini?”

“Ya

Rasulullah, 70 ribu Malaikat.” jawab Malaikat Jibril.

Rasulullah SAW bertanya lagi : “Apa gerangan yang menjadikan Malaikat menutupi Matahari?”

Kemudian Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah SWT telah mengutus 70 ribu Malaikat agar membacakan shalawat kepada salah satu umatmu.”

“Siapakah dia, wahai Jibril?” tanya Rasulullah SAW.

“Dialah Muawiyah…!!!”jawab Malaikat Jibril.

Rasulullah SAW bertanya lagi : “Apa yang telah dilakukan oleh Muawiyah sehingga saat ia meninggal mendapatkan kemuliaan yang sangat luar biasa ini?”

Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Muawiyah itu semasa hidupnya banyak membaca Surat Al-Ikhlas di waktu malam, siang, pagi, waktu duduk, waktu berjalan, waktu berdiri, bahkan dalam setiap keadaan selalu membaca Surat Al-Ikhlas.”

Malaikat Jibril melanjutkan penuturannya : “Dari itulah Allah SWT mengutus sebanyak 70 ribu malaikat untuk membacakan shalawat kepada umatmu yang bernama Muawiyah tersebut.”

SubhanAllah..
Walhamdulillah..
Wala ilaha illallah..
Wallahu akbar.

Rasulullah SAW bersabda : ”Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam?” Mereka menjawab, “Bagaimana mungkin kami bisa membaca sepertigai Al-Qur’an?” Lalu Nabi SAW bersabda, “Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.” (H.R. Muslim no. 1922)



Bagikan dengan cara klik tombol Facebook, twitter, Goggle+, Pinterest, Blogger, Email dibawah ini  :

Related Posts: